Baca Juga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di sinilah kita, manusia, tinggal di sebongkah batu yang sebut sebagai planet, yang mengelilingi sebuah bintang yang bernama matahari, yang merupakan anggota dari sekumpulan raksasa bintang � bintang yang kita namakan galaksi, dan pada gilirannya galaksi � galaksi itu akan menyusun alam semesta. Di sinilah kita, manusia, menjalani keadaan yang kita sebut kehidupan. Dari sekian banyak makhluk hidup yang ada di alam semesta, sepertinya hanya kitalah, manusia, yang memiliki akal, naluri, nafsu, dan juga kecerdasan mental untuk mencari sekaligus mencapai pemahaman umum tentang semesta. Pemahaman ini tidaklah mudah untuk di capai, dan jauh dari kata sempurna. Tapi lebih dari itu kita telah berusaha untuk membuat suatu kemajuan.
Ilmu pengetahuan atau sains adalah topic yang sangat umum. Mengetahui cara pandang seseorang tentang sains adalah sangat di perlukan untuk menentukan arah pembelajaran sains. Berbeda alat pandang akan memberikan hasil pandang yang berbeda. Orang awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-informasi ilmiah. Ilmuwan akan memandang sains sebagai metode yang dengannya hipotesis akan di uji kesahihannya. Dan filsuf akan memandang sains sebagai suatu cara tanya-jawab yang dengannya nanti akan di peroleh suatu kebenaran dari apa yang telah di ketahui manusia meskipun itu bukan merupakan suatu kebenaran mutlak.
Seiring dengan berkembangnya alam semesta yang semakin cepat, maka akan banyak misteri keilmuan dan kehidupan pula yang harus dipecahkan dengan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Sains?
2. Apa saja karakteristik dari Sains?
3. Apa saja unsur � unsur Sains?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui serta memahami definisi dari Sains.
2. Mengetahui serta memahami karakteristik dari Sains.
3. Mengetahui serta memahami unsur - unsur dari Sains.
D. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini, ada beberapa manfaat yang dapat diambil:
1. Adanya makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran terhadap suatu ilmu.
2. Penyusunan makalah ini dapat dikaji bersama dalam forum diskusi.
3. Mencari solusi yang bijak dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam forum diskusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT DAN DEFINISI SAINS
1. HAKEKAT SAINS
Mengetahui cara pandang seseorang tentang sains merupakan faktor penting yang menentukan arah pembelajaran sains. Pernyataan ini adalah hasil penelitian, bahwa persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses pembelajarannya. Berbeda alat pandang akan memberikan hasil pandang yang berbeda. Orang awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-informasi ilmiah.
Ilmuwan akan memandang atau mendefinisikan sains sebagai metode yang dengannya hipotesis diuji. Filsuf akan memandang sains sebagai cara yang berisi tanya-jawab,rangkaian tanya-jawab akan kebenaran dari apa yang telah diketahui manusia.
James B. Conant, mendeskripsikan sains sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang . Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
Abruscato(1996) dalam bukunya yang berjudul �Teaching Children Science�. Mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.The Harper Encyclopedia of Science mendefinsikan sains sebagai suatu pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang dapat diamati.Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking).
Cara memperoleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang. Menggunakan pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang guru sains (IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta.
a. Sains sebagai cara untuk berpikir (a way of thinking)
Sains merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berpikir yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan para ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia dan keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan pemikiran dalam penyelidikan merekauntuk memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam. Pekerjaan merekatermanifestasi dalam aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan tentang fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran.
b. Sains sebagai cara untuk menyelidiki (a way of investigating)
Siapa saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukum-hukumnya harus mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang terlibat didalamnya. Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya telah tertanam di alam itu sendiri.Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. Jika ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai dengan adanya penggunaan proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan prosedur-prosedur ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan ilmiah.
c. Sains Sebagai Batang Tubuh Pengetahuan (a body of knowledge).
Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari fakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-model membentuk kandungan (content ) sains. Pembentukan ini merupakan proses akumulasi yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan yang sangat baru.
d. Fakta
Fakta merupakan produk paling dasar dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, makafakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah kriteriaberikut ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta. (a) dapat diamatai secara langsung, (b) dapat didemonstrasikan kapan saja. Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka bagi siapapun yang ingin mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua kriteria diatas tidak selalu berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, seperti erupsi gunung berapi.
e. Konsep
Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus diolah lagi sehingga membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antar fakta. Aktivitas berpikir dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola dan membuat kaitan antar data,sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan konsep. Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette &Chiappetta, menurut Bruner, Goodnow, dan Austin (1956), sebuah konsep setidaknya memiliki 5 unsur, (1) nama, (2) definisi, (3) lambang, (4) nilai, dan (5) contoh.
f. Prinsip-prinsip dan hukum-hukum
Prinsip-prinsip dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari konsep-konsep. Prinsip dan hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai sinonim. Prinsip atau hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-prinsip dan konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga sering dikaitkan dengan gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu. Prinsip-prinsip yang mengatur pertumbuhan dan reproduksi menyediakan informasi yang dapat dipercaya berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan.Contoh produk IPA yang merupakan prinsip ialah : Logam bila dipanaskan memuai. Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis. Larutan yang bersifat asam bila dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan membentuk garam dan bersifat netral. Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin berhembus. Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari : Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian. Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable Hukum-hukum tentang gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum tentanglistrik sebagai contoh, menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu.
g. Teori-teori
Ilmuwan menggunakan teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan usaha intelektual yang sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan kompleksitas dan kenyataan yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang merujuk teori atom, yang menyatakan bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut dengan atom. Gambaran visual ini akan lebih sukar diterima ketika kita meninjau salah satu aspek teori yang menyatakan bahwa sebuah atom sebenarnya 99,99 % kosong. Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan ini untuk menyajikan penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi. Teori-teori mempunyai hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau hukum, tetapi teori tetap berlaku sementara sampai disangkal atau direvisi.
h. Model
Model ilmiah adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model ini menjadi gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala dan gagasan-gagasan yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-hal yang menonjol dan penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan mencoba untuk memahamkan nya atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut. Model atom Bohr ,model tata surya, dan model DNA double helix merupakan representasi konkret dari gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita amati secara langsung. Buku teks merupakan referensi utama ketika kita ingin menemukan model-model untuk membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang kemudian percaya begitu saja pada model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model hanyalah merupakan alat bantu mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip dan teori-teori, dan gambaran mental tidaklah sesuai dengan kenyataannya sebagian atau keseluruhan.[1]
2. PENGERTIAN SAINS
Kata sains berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti "pengetahuan" atau "mengetahui". Dari kata ini terbentuk kata science(Inggris).[2]
Ilmu pengetahuan alam atau Sainsmerupakan terjemahan kata-kata inggris yaitu natural science artinya ilmu yang mempelajari tentang alam. Sehubungan dengan ituDarmojo, 1992(Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu Nash, 1993 (Samatowa, 2006: 2) menyatakan bahwa Sainsitu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara sains mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuksuatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya.[3]
James, 1997 (Samatowa, 2006: 1) mendefinisikan Sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Kemudian Whitehead, 1999 (Samatowa, 2006: 1) menyatakan bahwa Sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.[4]
Sedangkan pengertian sains menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu pengetahuan pada umumnya; pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik temasuk di dalamnya botani, fisika, kimia, geologi, zoology, dsb; ilmu pengetahuan alam; pengetahuan sistematis yang di peroleh dari suatu observasi, peneletian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip dari suatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dsb.[5]
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahamanmanusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkanteori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.[6]
Sains ( ilmu pengetahuan ) berarti lebih dari sekedar pengetahuan dan pendapat. Selain disusun secara teroganisir, sistematik, dan melalui metode saintifik tetapi harus ada bukti � bukti konkret atau hasil yang mendukung hipotesis dan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya. Sains dapat dikatakan sebagai cara berpikir jika menggunakan sudut pandang menyeluruh dan merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berfikir yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya. Pekerjaan mereka yang berfikir itu termanifestasikan dalam aktivitas kreatif dimana gagasan � gagasan mereka terkonstruksi di dalam pikiran mereka sendiri Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon