Siswa Ini Berpenghasilan 700 ribu sampi 1 juta per bulan

Baca Juga

Setelah saya membaca dari Majalah Simpul Edisi 1. Hati saya sangat kagum terhadap siswa ini, kegigihannya dalam menjalani hidup ini sungguh patut ditiru oleh para peserta didik kita. Keuletannya patut diacungi dua jempol. Berikut liputan lebih jelasnya sesuai yang saya ambil dari laman www.cilacapscout.com pada 26/02/2017.
Pagi � pagi sekali mungkin disaat teman seusianya masih bersantai bahkan ada yang belum beranjak dari tempat tidur, dia sudah harus melakukan aktifitas rutin. Setelah selesai beres-beres rumah, memasak dan menyiapkan perlengkapan sekolah dia berangkat dari rumah di daerah desa Jatisari Kecamatan Kedungreja. selain tas yang ber isi buku pelajaran, dia juga tak lupa membawa termos es. Ya, dia adalah Waqingatul Khadroh. Siswi yang rela dan tak malu pergi bersekolah dengan sambil menjajakan es dagangannya.

Penasaran dengan Khadroh, tim cilacapscout.com lalu berkunjung ke Sekolah dia belajar. Khadroh, nama pangilannya. tercatat sebagai pelajar kelas XII (dua belas) di Madrasah Aliyah Ell-Firdaus Kedungreja. Dia memang tak seberuntung teman-teman sebayanya yang hanya dituntut belajar dan bersekolah saja. Selain bersekolah dan belajar, Khadroh ternyata juga mempunyai tugas lain yaitu menjajakan es buah. Es buah dagangannya memang tidak terlihat mewah harganya sangat murah hanya Rp. 500 satu nya, bentuknya semacam es lilin hanya saja bentuknya pipih, dan juga beraneka rasa seperti rasa rujak dan ketan hitam.

Saat ditemui di sekolahnya, pada Jum�at 29 Januari 2016 tim cilacapscout.com sempat membeli dan mencoba es dagangannya. Ternyata rasanya tidak kalah enak dengan es yang dijual di minimarket atau supermarket ternama. Hal serupa juga disampaikan singgih, teman satu kelas yang juga sering membeli es pada Khadroh.

�bikin sendiri, es nya?� tim iseng bertanya pada Khadroh.

�engga, saya cuma bantu jual aja. Yang bikin ada sendiri, orang Bangunreja� jawabnya sambil berlalu menuju kelas.

Tidak ingin ketinggalan tentang sosok Khadroh, tim cilacapscout.com lalu berusaha mencari informasi lebih jauh tentang siswi penjual es ini. Pada hari itu juga tim menemui Kepala Madrasah Aliyah tempat Khadroh menuntut ilmu yaitu beliau Bapak Martam Dimyati, dari beliau tim sedikit banyak tau tentang latar belakang Khadroh. Anak pertama dari 6 bersaudara ini memang patut diacungi dua jempol, menurut penuturannya Khadroh memang bisa dibilang jadi tulang punggung keluarga membantu ayahnya dengan cara berjualan es. �Ibunya sakit-sakitan yang memaksa harus tetap istirahat, sementara ayahnya buruh serabutan� jawab beliau saat ditanya mengenai keluarga Khadroh.

Penasaran dengan administrasi Khadroh, tim kembali bertanya kepada pak Martam. �Keluarganya tergolong ekonomi menengah kebawah, tetapi hebatnya dia adalah salah satu siswa yang menyelesaikan administrasi tanpa mengurus BSM� sambil tersenyum beliau menjawab.

Merasa semakin penasaran, Tim lalu meminta ijin untuk mengambil foto Khadroh yang sedang belajar di kelas, beliau mempersilahkan tim untuk sekedar mengambil foto Khadroh yang sedang belajar.

Menurut informasi dari teman-temannya, selain sekolah sambil berjualan dia juga aktif di Satuan Karya Bakti Husada UPT. Puskesmas Kedungreja yaitu kegiatan Kepramukaan dibawah bimbingan ahli kesehatan. Masih merasa penasaran, tim akhirnya ingin wawancara dan berbincang dengan Khadroh, lalu memutuskan untuk menunggu sampai jam pulang sekolah.

Setelah bel pulang sekitar jam 11.00 WIB, tim langsung menemui Khadroh. Tim sedikit kaget saat Khadroh terlihat panik, ternyata sepedanya tidak ada ditempat dimana tadi pagi dia menaruhnya. �Sepedanya mana, itu sepeda milik bengkel, saya pinjam karena sepeda saya sedang rusak di bengkel�, kata dia terlihat sangat panik. Tim bersama teman-teman Khadroh berusaha membantu mencari dan ternyata hanya berpindah tempat dari tempat semula. �Ada yang pinjam mungkin�, celetuk Khadroh.

Sempat menolak untuk di wawancarai, tetapi akhirnya dia mau dan menyempatkan sejenak. Ya, Cuma sejenak. Karena ternyata sepulang sekolah dia masih harus berkeliling manjajakan es dagangannya yang belum laku di sekolah. �Sekarang mau jualan, biasanya ke pasar Karna Sidareja tapi nanti ke sekolah lagi jam dua karena ada les atau jam tambahan�. Seperti diketahui Khadroh pelajar kelas XII nantinya akan menghadapi Ujian Nasional, program les memang sudah berjalan.

Ditanya soal kemana saja dia berkeliling jualan dia menjawab �Disekolah, pulang sekolah ke pasar karna dan terminal, terkadang sampai daerah Wringin� tim terkagum karena jarak dari sekolah sampai wringin lumayan jauh, dia tempuh dengan menggunakan sepeda ontel sambil membawa termos berisi es dagangan �Kadang sampai Margasari juga� lanjutnya.

Kami iseng menanyakan tentang omset perhari berjualan es � Harga dari sana Rp. 300, saya jual Rp. 500 lumayan untungnya 200 perak  per biji� jawabnya sambil tersenyum.

Lalu kami kembali bertanya �sehari bisa bawa berapa biji?�

�Sekarang paling seratus, biasanya si 200 sampai 300 dulu waktu belum mulai les pernah sampai 500 biji sehari� jawabnya. Selanjutnya kami bertanya omset bersih dalam sebulan

�Bisa sampe 1juta� jawabnya singkat.

�Tapi sekarang paling 700 ribuan, mulai sibuk les persiapan UN jadi waktu kelilingnya dikurangi� lanjutnya sambil meminta ijin kepada tim untuk melanjutkan berdagang.

Patut kita apresiasi kegigihan siswi ini berusaha membantu keuangan keluarga, menjadi tulang punggung membantu ayahnya yang hanya buruh serabutan dia tak malu harus berkeliling menjajakan dagangan. Disaat teman seusianya sibuk dengan Smartphone, sibuk bermain dengan teman-teman sepulang sekolah. Sosok kali ini semoga menjadi contoh positif buat remaja yang lain, bahwa berusaha dengan jalan yang baik tidak perlu malu, hal tersebut sudah dibuktikan oleh saudari kita Waqingatul Khadroh.
Previous
Next Post »